Jumat, 24 April 2009

KM Lawit Kandas, Penumpang Tak Boleh Dievakusi

PONTIANAK - Selama dua hari KM Lawit milik PT Pelni kandas di muara Sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. Hingga kemarin sore, kapal penumpang yang seharusnya berlayar ke Surabaya itu belum bisa bergerak.

Kapal tersebut kandas karena dasar muara sungai yang dangkal. Kedalaman air di muara itu kurang dari empat meter. Padahal, agar bisa dilalui kapal, setidaknya kedalaman air 4,5 meter.

Kepala Administrator Pelabuhan Dwikora Pontianak Arifin Soehardjo menegaskan bahwa kandasnya kapal tersebut semata karena dangkalnya dasar muara. ''Bukan karena kelebihan penumpang. Kapasitas kapal tersebut 920 orang penumpang, padahal saat itu hanya mengangkut 297 orang,'' tegasnya.

Arifin menjelaskan bahwa kapal tersebut kandas pada posisi sekitar sepuluh mil dari pelabuhan. Kapal itu sebenarnya sudah melintas pada jalur yang benar. ''Hanya, saat itu kondisi air memang tidak normal. Permukaannya surut,'' katanya.

Kandasnya kapal itu mengganggu keluar masuknya kapal di pelabuhan tersebut. Karena itu, PT Pelni berusaha keras menarik kapalnya itu agar lalu lintas ke pelabuhan bisa kembali normal. ''Kami upayakan menarik kapal itu dengan dua tugboat,'' tambah Arifin.

Kepala Subpos Polair Jungkat Aiptu Godlif Menggu menjelaskan bahwa sudah ada komunikasi dengan kru kapal. Hingga kini, tidak ada komplain dari para penumpang.

Hanya, ada seorang penunpang yang sakit. Keluarga penumpang itu mendatangi Subpos Jungkat dan meminta polisi mengevakuasi penumpang tersebut. ''Kami masih mencoba mengevakuasi. Bergantung pada kapten kapal mengizinkan atau tidak,'' ungkap Godlif.

Setelah dua kali mengitari kapal tersebut dengan speedboat, upaya evakuasi penumpang yang sakit tidak bisa dilakukan. ''Kami tidak diizinkan untuk mengevakuasi penumpang yang sakit itu,'' ujar Godlif sedikit kesal.

Kepala Cabang PT Pelni Pontianak Johanes Wagiu mengatakan, pihaknya terus berusaha mengeluarkan kapal yang kandas tersebut. Kalau upaya itu gagal, seluruh penumpang akan dievakusi.

Ketua Indonesian National Shipowners' Association atau Asosiasi Pemilik Perusahaan Pelayaran Pontianak Rosyidi menjelaskan bahwa pendangkalan di muara Sungai Kapuas sering dikeluhkan para awak kapal. Terutama saat air surut. ''Kapal sering harus menunggu air pasang dulu sebelum masuk pelabuhan,'' jelasnya.

Yang terjadi kemudian, banyak kapal buang sauh di muara Jungkat yang masih jauh dari pelabuhan. Banyaknya kapal yang berhenti itu menghambat keluar masuk kapal.(nan/her)

Tidak ada komentar: